a. Pengertian Tenaga Eksogen
Tenaga eksogen yaitu tenaga yang berasal
dari luar bumi. Tenaga
eksogen bersifat merusak atau merubah bentukan-bentukan yang sudah ada di
permukaan bumi. Tenaga eksogen ini terdiri dari atmosfer (perubahan suhu dan
angin), hidrosfer (air), dan lain-lain.
Akibat adanya tenaga-tenaga tersebut, tenaga ekogen menghasilkan dua proses,
yaitu proses agradasi dan degradasi. Proses agradasi yaitu suatu proses yang
menyebabkan penaikan permukaan bumi (bertambah tinggi), yaitu sedimentasi atau
pengendapan sedangkan proses degradasi
merupakan suatu proses yang cenderung menyebabkan penurunan permukaan bumi
(bertambah rendah) yang meliputi, proses pelapukan, erosi, dan mass wasting.
1.
Tenaga Suhu
Udara dan Sinar Matahari
Suhu udara dan sinar matahari berpengaruh terhadap
pelapukan batuan. Pelapukan batuan tersebut akan mendorong mudahnya suatu
daerah untuk tererosi, mengalami gerak massa batuan. Peristiwa pelapukan batuan
tersebut terjadi di hampir seluruh wilayah di Indonesia mengingat wilayah di
Indonesia merupakan daerah tropis.
Pada gambar di atas terlihat bahwa batuan mengalami
pelapukan yang di akibatkan oleh suhu udara dan sinar matahari. Pada saat siang hari batuan tersebut mendapat
panas dari sinar matahari dan batuan tersebut mengambang, pada malam harinya,
suhu yang rendah menyebabkan pendinginan pada batuan , kemudian batuan
mengerut, siklus tersebut terjadi secara terus menerus di bantu oleh adanya
hujan, hujan tersebut membasahi batuan dan suhu pada batuan menurun kemudian
mengerut kembali, karena adanya pemanasan dan pendinginan secara
bergantian menyebabkan permukaan batuan
retak dan batuan tersebut mengalami pelapukan.
2.
Tenaga Air Hujan
Proses geomorfologis ini adalah air hujan. Erosi yang
umum terjadi di daerah tropis dibagi dalam beberapa tipe, yaitu erosi percik, erosi
lembar, erosi alur, erosi parit, dan erosi tebing sungai.
a.
Erosi percik
(splash erosion)
Erosi percik terjadi oleh pukulan tetesan air hujan
pada tanah yang amat basah. Butiran tanah kecil terpercik atau
partikel-partikel tanah menjadi lepas, lalu di angkut oleh pelimpasan (run off)
permukaan. Tenaga ini di tentukan oleh massa dan kecepatan jatuhan air.
b.
Erosi Lembar
(sheet erosion)
Erosi lembar merupaka bentuk erosi yang terjadi
setelah erosi percik (splash erosion). erosi ini terjadi ketika lapisan tipis
permukaan tanah di daerah berlereng terkikis oleh kombinasi air hujan dan air
larian. Tipe erosi ini di sebabkan oleh kombinasi air hujan dan air larian yang
mengalir ke tempat yang lebih rendah.
c.
Erosi Alur (rill
erosion)
Erosi alur adalah pengelupasan yang diikuti dengan
pengangkutan pertikel-partikel tanah oleh aliran air larian yang terkonsentrasi
di dalam saluran-saluran air. Hal ini terjadi ketika air larian masuk ke dalam
cekungan permukaan tanah, kecepatan air larian meningkat dan akhirnya terjadilah
transport sedimen.
d.
Erosi Parit
(gully erosion)
e.
Erosi Tebing
Sungai (streambank erosion)
Erosi tebing sungai adalah pengikisan tanah
tebing-tebing sungai dan penggerusan dasar sungai oleh aliran sungai. Dua
proses berlangsungnya erosi tebing sungai adalah oleh adanya gerusan aliran
sungai dan oleh adanya longsoran tanah pada tebing sungai.
Peristiwa
pada gambar diatas disebut dengan erosi tebing sungai (river bank
erosion). Erosi tebing sungai terjadi sebagai akibat pengikisan tebing
sungai oleh air yang mengalir dari atas tebing atau oleh terjangan aliran
sungai yang kuat pada belokan sungai, hal ini juga tergantung dari material
penyusun tebing sungai, jika penyusunnya berupa material yang tidak kompak
seperti kerakal, kerikil, pasir dan lempung tentu sangat mudah tererosi oleh
terjangan aliran sungai yang kuat.
Gambar Morfologi Sungai
Erosi ini sangat
potensial terjadi pada kelokan sungai (meander), arus air yang ingin
berbelok di tikungan sungai dengan energi yang sangat besar, arus air yang
kencang ini akan mengerus tebing sungai dengan tekanan yang kuat sehingga materialnya
penyusunnya terlepas dan terbawa air. Hasil erosinya berupa tanah dan batuan
ini disebut dengan sedimen. Sungai akan mengangkut hasil erosinya melalui
pelarutan (dissolved load), suspensi (suspendedload) dan
di sepanjang dasar sungai (bed load), material hasil erosi ini akan
diangkut dan diendapkan di daerah hilir sungai (muara), proses ini disebut
dengan sedimentasi. Peristiwa ini juga bisa disaksikan secara langsung dari
atas jembatan pada waktu banjir di sungai.
3. Tenaga Angin
Angin berpengaruh terhadap
pembentukan bentukan-bentukan lahan terutama di daerah pantai. Misalnya
pengaruh angin menyebabkan endapan pasir di sepanjang pantai yang landai di
Pantai Timur Sumatera, sepanjang Pantai Selatan Jawa dan Bali (Pantai
Parangtritis dan Kuta). Selain itu, adanya gumuk pasir di Parangtritis, Pulau
Jawa.
4.
Tenaga yang
Berasal dari Hidrosfer
Tenaga ini berupa air permukaan, air laut, maupun
airtanah. Air permukaan berpengaruh terhadap bentukan-bentukan asal proses
fluvial yang tersebar pada daerah aliran sungai di Indonesia. Adanya proses
fluvial oleh air permukaan akan berpengaruh pula terhadap bentukan-bentukan di
muara dan berasosiasi dengan air laut sehingga terjadi bentukan fluvio-marine
seperti delta di muara sungai Mahakam. Air laut akan berpengaruh terhadap
pembentukan bentuk-bentuk lahan di daerah pantai. Misalnya, gisik, betinggisik
pada pantai berpasir di Pantai Selatan Jawa dan sebagian Pantai Timur Sumatera.
Sedangkan pada pantai berlumpur membentuk bentukan mudflat di Pantai Timur
Sumatera dan Pantai Timur Utara Pulau Jawa Bali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar