Rabu, 03 Oktober 2012

Asia Tenggara


a.      Kawasan Asia Tenggara
Asia tenggara adalah sebuah kawasan di benua Asia bagian Tenggara. Kawasan ini mencakup Indochina dan Semenanjung Malaya serta kepulauan di sekitarnya. Asia Tenggara berbatasan dengan Republik Rakyat Cina di sebelah utara, Samudra Pasifik di timur, Samudra Hindia di selatan, dan Samudra Hindia, Teluk Benggala, dan Anak Benua Asia di barat. 

Asia Tenggara biasa dipilah dalam dua kelompok: Asia Tenggara Daratan (ATD) dan Asia Tenggara Maritim (ATM). Negara-negara yang termasuk kedalam Asia Tenggara Daratan (ATD) adalah Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, dan Vietnam. Negara-negara yang termasuk kedalam Asia Tenggara Maritim (ATM) adalah Brunei, Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Timor leste.

b.      Letak Astronomis Asia Tenggara
Letak astronomis suatu negara adalah posisi letak yang berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis khayal yang melingkari permukaan bumi secara horizontal, sedangkan garis bujur adalah garis khayal yang menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan. Secara astronomis, kawasan Asia Tenggara terletak antara 28˚LU - 11˚LS dan 95˚BT - 141˚BT. Ini berarti wilayah Asia Tenggara berada di daerah beriklim tropis. Hanya
sebagian kecil kawasan Asia Tenggara yang beriklim subtropis yaitu Myanmar bagian     utara. ciri-ciri iklim tropis Asia Tenggara adalah:
-        curah hujan tinggi, karena pengaruh adanya angin muson barat;
-        suhu udara panas, karena berada di dekat garis ekuator.

c.       Letak Geografis Asia Tenggara
letak geografis adalah letak yang didasarkan posisi suatu wilayah terhadap wilayah lainnya. Letak geografis Asia Tenggara berada di antara tiga perairan, yaitu:
-        Samudra Hindia dan Teluk Benggala di bagian barat;
-        Laut Cina Selatan di utara;
-        Samudra Pasifik di timur.
Luas wilayah Asia Tenggara beserta wilayah perairannya adalah + /- 4. 511.167 km2.
            Letak geografis juga mempengaruhi keadaan iklim di Asia Tenggara. Hal ini di karenakan wilayah Asia Tenggara dikelilingi oleh laut yang luas, gunung-gunung tinggi, dan dataran rendah. Keadaan iklim yang ditinjau dari keadaan fisik muka bumi dan wilayah perairan disebut iklim fisis. 
Beberapa iklim fisis di kawasan Asia Tenggara adalah sebagai berikut :
-        Iklim laut, yaitu iklim yang dipengaruhi oleh angin laut. Hal ini terjadi karena wilayah Asia Tenggara dikelilingi laut yang luas.
-        Iklim gunung, yaitu iklim yang dipengaruhi oleh adanya gunung-gunung tinggi.
-        Iklim dataran rendah, yaitu iklim yang dipengaruhi oleh adanya dataran rendah yang tersebar di kawasan Asia Tenggara
d.      Letak Ekonomis Asia Tenggara
Letak Asia Tenggara sangat strategis bagi lalu lintas perdagangan antara Benua Asia, Australia, dan Amerika. Hal tersebut menyebabkan kawasan ini mempunyai letak ekonomis yang menguntungkan. Apalagi negara-negaranya masih menghadapi persoalan-persoalan ekonomi yang pelik dalam usahanya untuk menyejahterakan negara masing-masing. Hanya beberapa negara saja yang sudah dapat mengatasi persoalan ekonominya, kebanyakan masih memerlukan bantuan PBB dan badan-badan donor lainnya. Usaha bersama yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Asia Tenggara dalam menghadapi persoalan ini ialah dengan mendirikan ASEAN (Association of South East Asia Nations).
Kehidupan perekonomian di kawasan di Asia Tenggara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut:
1.      Sumber daya alam
Kekayaan sumber daya alam telah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi sebagian besar negara-negara di Asia Tenggara. Baik melalui sektor kehutanan, pertanian, perkebunan, perikanan maupun pertambangan. Adanya sumber daya alam yang melimpah telah mendorong adanya industri, perdagangan, dan pariwisata. Ketiga sektor usaha ini banyak menghasilkan devisa bagi negara.
2.      Sumber daya manusia
Jumlah penduduk yang besar di Asia Tenggara sangat diperlukan untuk industri yang banyak memerlukan tenaga kerja. Akan tetapi, tidak berarti dengan jumlah penduduk yang besar otomatis menjadi modal dalam kegiatan industri. Tentu saja yang diperlukan adalah penduduk yang berkualitas. Di samping itu, jumlah penduduk yang besar merupakan pasar yang potensial untuk menyebarluaskan hasil industri tersebut.
3.      Letak geografis
Letak kawasan Asia Tenggara yang strategis turut berpengaruh terhadap kemudahan dan kelancaran lalu lintas barang dan modal. Mengingat letak Asia Tenggara diapit oleh dua benua yaitu Benua Asia dan Australia, serta dua samudra yaitu Samudra Hindia dan Pasifik. Jadi, letak Asia Tenggara berada pada jalur perdagangan internasional.
4.      Stabilitas politik dan keamanan
Kawasan Asia Tenggara yang relatif stabil dan damai berpengaruh terhadap kehidupan perekonomian masing-masing negara. Karena hal ini dapat menjadi kelangsungan berusaha, baik di bidang industri maupun di bidang lainnya.


e.       Letak Politis Asia Tenggara
Asia Tenggara berdasarkan kedudukannya yang terletak di antara tiga benua: Asia, Amerika, dan Australia menjadikannya sebagai kawasan yang sangat terbuka bagi pengaruh-pengaruh berbagai macam politik dari ketiga benua itu. Dapat dikatakan bahwa sampai pertengahan abad XX, seluruh kawasan ini, kecuali Thailand, merupakan kawasan yang terus bergolak.
Pada abad XVI, Belanda melalui VOC, menancapkan kuku-kuku kekuasaannya atas wilayah Netherlands Indie, yang sejak tahun 1945 melalui perang kemerdekaan berubah menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada abad XIX, Inggris mengambil alih pemerintahan di Myanmar dan Malaya. Prancis menguasai Indo-Cina. Kemudian pada Perang Asia Timur, kawasan ini, kecuali Thailand, dikuasai oleh bala tentara Jepang. Sejak berakhirnya Perang Dunia II, negara-negara di Asia Tenggara satu per satu mendapatkan kemerdekaan dengan caranya masing-masing.
f.        Letak Sosial Budaya Asia Tenggara
Kawasan ini, karena letaknya, pernah menjadi ajang pertemuan dari pengaruh kebudayaan-kebudayaan utama dalam sejarah, termasuk agama-agama besar bersaing untuk mendapatkan pengikut. Berabad-abad kebudayaan India dan Cina meresap ke dalam kebudayaan kawasan ini. Tidak sedikit adat kebiasaan bangsa-bangsa Asia Tenggara yang berasal dari Timur Tengah, Arab, dan Eropa. Pengaruh kebudayaan Jepang juga pernah melanda kawasan ini karena sebagian kawasannya pernah dikuasai oleh pemerintahan militer Jepang selama beberapa tahun. Semua gelombang pengaruh ini menyebabkan adanya suatu percampuran berbagai adat dan kebiasaan. Walaupun demikian, yang tampak paling dominan dalam kehidupannya sekarang adalah kebudayaan asli daerah mereka masing-masing.

Tenaga Eksogen di Kepulauan Indonesia


a.      Pengertian Tenaga Eksogen
Tenaga eksogen yaitu tenaga yang berasal dari luar bumi. Tenaga eksogen bersifat merusak atau merubah bentukan-bentukan yang sudah ada di permukaan bumi. Tenaga eksogen ini terdiri dari atmosfer (perubahan suhu dan angin),  hidrosfer (air), dan lain-lain. Akibat adanya tenaga-tenaga tersebut, tenaga ekogen menghasilkan dua proses, yaitu proses agradasi dan degradasi. Proses agradasi yaitu suatu proses yang menyebabkan penaikan permukaan bumi (bertambah tinggi), yaitu sedimentasi atau pengendapan  sedangkan proses degradasi merupakan suatu proses yang cenderung menyebabkan penurunan permukaan bumi (bertambah rendah) yang meliputi, proses pelapukan, erosi, dan mass wasting.  
1.      Tenaga Suhu Udara dan Sinar Matahari
Suhu udara dan sinar matahari berpengaruh terhadap pelapukan batuan. Pelapukan batuan tersebut akan mendorong mudahnya suatu daerah untuk tererosi, mengalami gerak massa batuan. Peristiwa pelapukan batuan tersebut terjadi di hampir seluruh wilayah di Indonesia mengingat wilayah di Indonesia merupakan daerah tropis.

Pada gambar di atas terlihat bahwa batuan mengalami pelapukan yang di akibatkan oleh suhu udara dan sinar matahari.  Pada saat siang hari batuan tersebut mendapat panas dari sinar matahari dan batuan tersebut mengambang, pada malam harinya, suhu yang rendah menyebabkan pendinginan pada batuan , kemudian batuan mengerut, siklus tersebut terjadi secara terus menerus di bantu oleh adanya hujan, hujan tersebut membasahi batuan dan suhu pada batuan menurun kemudian mengerut kembali, karena adanya pemanasan dan pendinginan secara bergantian  menyebabkan permukaan batuan retak dan batuan tersebut mengalami pelapukan.
2.      Tenaga Air Hujan
Proses geomorfologis ini adalah air hujan. Erosi yang umum terjadi di daerah tropis dibagi dalam beberapa tipe, yaitu erosi percik, erosi lembar, erosi alur, erosi parit, dan erosi tebing sungai.
a.       Erosi percik (splash erosion)
Erosi percik terjadi oleh pukulan tetesan air hujan pada tanah yang amat basah. Butiran tanah kecil terpercik atau partikel-partikel tanah menjadi lepas, lalu di angkut oleh pelimpasan (run off) permukaan. Tenaga ini di tentukan oleh massa dan kecepatan jatuhan air.
b.      Erosi Lembar (sheet erosion)
Erosi lembar merupaka bentuk erosi yang terjadi setelah erosi percik (splash erosion). erosi ini terjadi ketika lapisan tipis permukaan tanah di daerah berlereng terkikis oleh kombinasi air hujan dan air larian. Tipe erosi ini di sebabkan oleh kombinasi air hujan dan air larian yang mengalir ke tempat yang lebih rendah.
c.       Erosi Alur (rill erosion)
Erosi alur adalah pengelupasan yang diikuti dengan pengangkutan pertikel-partikel tanah oleh aliran air larian yang terkonsentrasi di dalam saluran-saluran air. Hal ini terjadi ketika air larian masuk ke dalam cekungan permukaan tanah, kecepatan air larian meningkat dan akhirnya terjadilah transport sedimen.
d.      Erosi Parit (gully erosion)



Erosi parit yaitu pengikisan, sehingga terbentuk jurang yang merupakan lanjutan dari erosi alur. Erosi ini biasanya diawali dengan adanya gerusan yang melebar dibagian atas hamparan tanah miring yang berlangsung dalam waktu yang relative singkat akibat adanya air larian yang besar.  limpasan air ini biasanya terdapat pada lahan luas dimana tanah dan tanaman yang ada tidak mampu menyerap seluruh air hujan dan aliran air yang berlebihan serta memusatkan pada saerah sempit pada kecepatan cukup besar untuk membawa tanah dan menyebabkan erosi.

e.       Erosi Tebing Sungai (streambank erosion)
Erosi tebing sungai adalah pengikisan tanah tebing-tebing sungai dan penggerusan dasar sungai oleh aliran sungai. Dua proses berlangsungnya erosi tebing sungai adalah oleh adanya gerusan aliran sungai dan oleh adanya longsoran tanah pada tebing sungai.
Peristiwa pada gambar diatas disebut dengan erosi tebing sungai (river bank erosion). Erosi tebing sungai terjadi sebagai akibat pengikisan tebing sungai oleh air yang mengalir dari atas tebing atau oleh terjangan aliran sungai yang kuat pada belokan sungai, hal ini juga tergantung dari material penyusun tebing sungai, jika penyusunnya berupa material yang tidak kompak seperti kerakal, kerikil, pasir dan lempung tentu sangat mudah tererosi oleh terjangan aliran sungai yang kuat.
Gambar Morfologi Sungai
Erosi ini sangat potensial terjadi pada kelokan sungai (meander), arus air yang ingin berbelok di tikungan sungai dengan energi yang sangat besar, arus air yang kencang ini akan mengerus tebing sungai dengan tekanan yang kuat sehingga materialnya penyusunnya terlepas dan terbawa air. Hasil erosinya berupa tanah dan batuan ini disebut dengan sedimen. Sungai akan mengangkut hasil erosinya melalui pelarutan (dissolved load), suspensi (suspendedload) dan di sepanjang dasar sungai (bed load), material hasil erosi ini akan diangkut dan diendapkan di daerah hilir sungai (muara), proses ini disebut dengan sedimentasi. Peristiwa ini juga bisa disaksikan secara langsung dari atas jembatan pada waktu banjir di sungai.
3.      Tenaga Angin
Angin berpengaruh terhadap pembentukan bentukan-bentukan lahan terutama di daerah pantai. Misalnya pengaruh angin menyebabkan endapan pasir di sepanjang pantai yang landai di Pantai Timur Sumatera, sepanjang Pantai Selatan Jawa dan Bali (Pantai Parangtritis dan Kuta). Selain itu, adanya gumuk pasir di Parangtritis, Pulau Jawa.
4.      Tenaga yang Berasal dari Hidrosfer
Tenaga ini berupa air permukaan, air laut, maupun airtanah. Air permukaan berpengaruh terhadap bentukan-bentukan asal proses fluvial yang tersebar pada daerah aliran sungai di Indonesia. Adanya proses fluvial oleh air permukaan akan berpengaruh pula terhadap bentukan-bentukan di muara dan berasosiasi dengan air laut sehingga terjadi bentukan fluvio-marine seperti delta di muara sungai Mahakam. Air laut akan berpengaruh terhadap pembentukan bentuk-bentuk lahan di daerah pantai. Misalnya, gisik, betinggisik pada pantai berpasir di Pantai Selatan Jawa dan sebagian Pantai Timur Sumatera. Sedangkan pada pantai berlumpur membentuk bentukan mudflat di Pantai Timur Sumatera dan Pantai Timur Utara Pulau Jawa Bali.